Penulis: Redaksi - Editor: Redaksi
RULES.CO.ID – Objek wisata Gumuk Pasir di Kawasan Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, rencananya diusulkan menjadi geopark nasional. Tim nasional pun akan melakukan penilaian di sana.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Saryadi, mengatakan Gumuk Pasir Parangrititis yang merupakan salah satu Geopark Yogyakarta akan dinilai pada Senin, 22 Juli 2024 mendatang.
"Pada 22 Juli 2024 akan dilakukan penilaian terhadap Geopark Yogyakarta, termasuk di dalamnya Gumuk Pasir Barchan Parangtritis untuk ditingkatkan statusnya menjadi Geopark Nasional," kata Saryadi, Selasa (16/07/2024).
Menurut Saryadi, tim penilai berasal dari anggota Pakar Komite Nasional Geopark Indonesia, UNESCO Global Geopark Raja Ampat, dan Ketua Tim Teknis BP UNESCO Global Geopark Ijen.
Lebih lanjut, Saryadi mengatakan Gumuk Pasir di kawasan Pantai Parangtritis Bantul memiliki luas sekitar 412,8 hektare. Luasan daerah tersebut terdiri zona inti seluas 141,10 hektare, kemudian zona penyangga di bagian barat seluas 176,43 hektare, dan zona penyangga di bagian timur seluas 95,27 hektare.
"Gumuk Pasir Parangtritis merupakan salah satu Geopark Jogja yang ada di Bantul, Gumuk Pasir Parangtritis memiliki keunikan berupa bulan sabit terbalik atau disebut barchan," imbuhnya.
Oleh karena itu, Saryadi menilai Kabupaten Bantul harus bangga, karena telah dikaruniai sebuah kekayaan geologi yang hanya ada dua di dunia, yaitu di Meksiko dan Indonesia.
Selain itu, Geopark Jogja dilahirkan untuk menyampaikan kepada dunia bahwa sumbu atau garis atau poros imajiner yang melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan manusia, maupun manusia dengan alam.
Termasuk lima anasir pembentukan, yakni api (agni) dari gunung Merapi, tanah (bantala) dari bumi Ngayogyakarta, air (tirta) dari Laut Selatan, angin (maruta), dan akasa (ether), serta tiga unsur yang menjadikan kehidupan, yaitu fisik, tenaga dan jiwa.
"Telah tersibak bentang alam Yogyakarta, lorong Merapi dan Gumuk Pasir yang saling mempengaruhi secara alamiah, dengan dukungan keberadaan Perbukitan Menoreh dan Perbukitan Batur Agung telah hidup dan menghidupi peradaban ini," pungkasnya. (shi)