Penulis: Redaksi - Editor: Redaksi
Makmuri mengatakan, karena curiga barang yang diantar hanya sehelai baju lusuh ia menemui rekan-rekannya sesama driver di pangkalan untuk meminta saran.
Akhirnya ia dan rekan-rekan ojol yang curiga membuka baju lusuh ternyata berisi sabu.
Mendapati sabu Makmuri langsung menuju kantor BNN Lampung yang lokasinya tidak jauh dari tempat mereka mangkal.
"Saya dan anggota BNNP Lampung kemudian dengan mobil ke rumah penerima orderan tersebut. Saat sampai di sana, sebelum kami masuk sudah ada satu unit mobil menunggu di depan rumah penerima barang haram itu," kata Makmuri.
Baca Juga : Jaga Keberlanjutan Pemanfaatan Gas Industri, PGN Gelar Customer Business Gathering Asosiasi
Pihak BNNP Lampung masuk ke lingkungan penerima barang haram tersebut.
"Kalau saya nunggu dari jauh saja, lalu BNN mulai penggerebekan di rumah itu," kata Makmuri.
Kemudian selesai penggerebekan ada mobil masuk negosiasi, dirinya tidak tahu setelah itu.
"Kalau kata petugas BNNP Lampung itu, saya ini mau dijebak, saya juga pada saat negosiasi antara BNNP Lampung dan penerima barang dijauhkan," kata Makmuri.
Makmuri bersyukur kalau ia tidak melaporkan ke BNNP Lampung dirinya pasti tertangkap.
Pasca kejadian Makmuri kemudian mencoba menelusuri nomor kontak penerima barang melalui aplikasi getkontak di handphone.
"Saya kaget kenapa bisa seperti itu dan saya bisa tau itu nomor oknum polisi karena mengecek melalui getkontak,"katanya. (ndu/mor)