Penulis: Redaksi - Editor: Redaksi
Peneliti Senior Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Deni Friawan, mengatakan, warisan utang Rezim Jokowi akan membebani pemerintahan mendatang. Dengan semakin tingginya posisi utang, kewajiban pemerintah untuk membayarkan bunga, cicilan, dan pelunasan utang juga semakin besar.
Besarnya beban warisan utang tecermin dari pagu anggaran belanja untuk membayar bunga utang dalam Rancangan APBN (RAPBN) 2025 yang mencapai Rp 552,9 triliun. Angka ini meningkat sekitar 10,8 persen dari outlook pembayaran bunga utang pemerintah tahun ini sebesar Rp 499 triliun.
Bahkan, jika dibandingkan dengan tahun 2020 (Rp 314,1 triliun), pagu belanja bunga utang pemerintah telah melonjak lebih dari Rp 200 triliun.
Kian "menggunungnya" kewajiban pembayaran bunga dan cicilan utang membuat kemampuan belanja produktif pemerintah menurun. Deni mengatakan, hal ini menjadi kontraproduktif dengan upaya pemerintah mengerek pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan fiskal.
Baca Juga : Bukan Pulang Futsal, Fakta Meninggalnya Adjie Massaid Diungkap Sang Adik, Sempat Makan Gado-gado Satu Piring
"Ini terus terang saja akan semakin menyulitkan ruang fiskal bagi pemerintahan berikutnya," katanya dalam media briefing di Jakarta, Senin (19/8/2024). (detik)

