Penulis: Redaksi - Editor: Redaksi
RULES.CO.ID,- Komika Indah G dan Coki Pardede mendapat kritik keras karena dianggap menertawakan gerakan boikot Starbuck untuk bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Mengutip video TikTok @ronaldedizone, kecaman yang dialamatkan publik pada sang komika bermula dari pertanyaan selebgram Indah G yang bertanya apakah Coki masih mengonsumsi merek kopi tersebut.
“Hampir setiap hari. Gue enggak mau mempersulit diri dengan tidak bisa meminum kopi enak,” kata Coki Perdede yang disambut gelak tawa sang selebgram.
Sang komika merasa, tak ada manfaat dirinya mengikuti aksi boikot produk pro-Israel. “Setahu gue, dengan tidak meminum kopi itu juga enggak akan mengubah apapun,” tuturnya.
Mendengar penjelasan sang komika, Indah G terlihat tertawa terbahak-bahak. Video itu kemudian menuai kritik publik yang menyayangkan pernyataan sang komika dan selebgram.
Warganet menilai, kedua YouTuber tersebut dinilai tidak tahu diri dan tidak berempati terhadap penderitaan warga Palestina. Bahkan tak sedikit yang menuding Indah G sebagai Islamophobia.
Baca Juga : Polisi Bongkar Jaringan Jual Beli Rekening Buat Judi Online, Ada 36 Buku Tabungan dan 449 Kartu ATM
“Ya elah Coki, tanpa Star***ks pun kopi Indonesia banyak kan yang enak. Selera lo rendah bet. Star***ks itu mahal hanya karena dia franchise dari luar negeri,” ujar akun @may****.
Akun @fas**** turut berkomentar, “Indah G, lo enggak punya empati banget ya? Setidaknya, jangan ketawa ngakak seperti itu lah. Enggak sopan dan tak enak juga dilihatnya.”
“Sumpah, Indah G freak banget! Sok asyik lo,” kata @ssa*** menimpali. Sedangkan @mim**** menambahkan, “Indah G itu bukan orang yang open minded tapi Islamophobia.
Sedangkan Coki, gue memang tidak suka sama dia dari dulu.”*
Candaan dan penistaan Indah dan Coki ditanggapi Ustaz Hilmi Firdausi dengan fakta.
“Nyatanya aksi boikot telah menyebabkan gerai kopi itu merugi ratusan triliun,” tulisnya di media sosial.
Bahkan Starbucks mengalami penurunan nilai pasar sebesar hampir US$12 miliar (sekitar Rp 186 triliun) selama sebulan terakhir pada akhir 2023 lalu.
Bukan hanya rugi Starbucks juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan menargetkan 2.000 karyawan migran asal Asia yang bekerja di cabang Timur Tengah, pada Rabu (6/3/2024).

