Penulis: Redaksi - Editor: Redaksi
Di Kabupaten Lamongan, sejak Mei-Juni 2024 tidak ada hujan, sehingga kondisi pertanaman mengalamai kekeringan karena kekurangan air.
Hal ini menyebabkan hampir 90 persen pertanaman cabai rusak sehingga produksi cabai turun 3,5 juta ton per hektar
Sementara di Kabupaten Lamongan kondisi pertanaman di Kecamatan Regel dan Kecamatan Grabagan mengalami kekeringan karena kekurangan air dengan kondisi lahan berbatu kapur yang membuat hampir 95 persen pertanaman rusak dan produksi turun hingga 3,5 juta ton per hektar.
Kondisi di Kabupaten Kediri juga serupa.
“Sejak dari Mei tidak ada hujan sehinggga pertanaman kering dan layu bahkan pertanaman sudah dibongkar,” jelas Inti.
Untuk menyiasati kenaikan harga Cabai Rawit, lanjut Inti, upaya gerak cepat yang dilakukan adalah dengan melakukan distribusi cabai rawit dari tempat daerah yang mengalami kenaikan harga cabai ke daerah yang harga cabai rawitnya anjlok.
Sementara solusi permanennya adalah dengan mendorong Pemerintah Daerah atau Kota untuk menyusun strategi untuk membangun wilayah produksi Cabai Rawit yang baru sehingga tidak berkegantungan pada sentra produksi cabai selama ini. (kompas/Mor)