Penulis: Redaksi - Editor: Redaksi
RULES.CO.ID,-Setelah mendapat dukungan dua partai politik, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem, Anies Baswedan yang seharusnya sudah memegang tiket maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta justru kini berada di ujung tanduk.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno pun menyebut soal adanya kutukan petahana di Jakarta. Akankah kini Anies bisa menghindar dari kutukan petahana tersebut?
Menurut Adi, kutukan petahana di Jakarta terbukti terjadi pada Pilkada Dki Jakarta 2012. Fauzi Bowo yang kembali maju sebagai Calon Gubernur (Cagub) Jakarta berdampingan dengan Nachrowi Ramli kalah.
Padahal, secara elektabilitas Fauzi Bowo cukup tinggi saat itu. Tetapi, pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli kalah dari pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Kemudian, Adi mengatakan, kutukan petahana kembali terjadi saat Ahok maju kembali pada Pilkada Dki Jakarta 2017. Ahok-Djarot Saiful Hidayat kalah dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
“Begitu juga Ahok maju kembali di Jakarta untuk kedua kalinya, approval rating-nya di atas 70 persen, kinerjanya diapresiasi begitu banyak oleh warga Jakarta, survei-survei paling menjulang dibandingkan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dan Anies saat itu. Tetapi kita tahu bahwa hasilnya Ahok justru kalah diputaran kedua dengan Anies,” ujar Adi dikutip dari program Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Senin (5/8/2024).
Baca Juga : Nyali Kejati Lampung yang Baru Diuji Tuntaskan Dua Kasus Korupsi Dana Hibah KONI dan Perjas DPRD Tanggamus
Oleh karena itu, Adi menyebut, bukan tidak mungkin kutukan petahana itu bakal dialami Anies yang kembali maju memperebutkan kursi Jakarta 1 untuk periode keduanya.
“Bukan tidak mungkin di Jakarta ini akan terjadi kutukan petahana yang ketiga kalinya pada Anies,” katanya.
Apalagi, menurut Adi, Anies belum bisa mendapatkan kemenangan di Jakarta, saat maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu.
Diketahui, perolehan suara Anies yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar di Jakarta kalah tipis dari pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
Anies-Muhaimin mendapatkan 2.653.762 suara. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memeroleh 2.692.011 suara.
KIM “Plus”
Kemudian, kutukan petahana itu semakin nyata dengan munculnya Koalisi Indonesia Maju (KIM) “Plus” yang merupakan KIM ketambahan kekuatan dari partai politik (parpol) lain yang ikut bergabung di dalamnya.
Adi mengatakan, keberadaan KIM “Plus” menjadi tantangan bagi Anies karena sesungguhnya belum ada partai politik (parpol) yang 100 persen memberikan tiket politik pada Anies untuk maju sebagai bakal calon gubernur (cagub) di Jakarta.