Penulis: Redaksi - Editor: Redaksi
Padahal, kata dia, PKB menghormati PBNU yang menjaga jarak dari semua partai politik.
"Sebenarnya PKB ini sudah menghormati apa yang menjadi hak PBNU untuk menjaga jarak dari seluruh partai politik. Tapi faktanya, misalnya Gus Yahya, Gus Ipul (Sekjen PBNU), PBNU itu selalu menggembosi, mengganggu apa yang dilakukan PKB," ujar Jazilul.
Jazilul menjelaskan, di Pemilu 2024, PKB terbukti memiliki prestasi yang luar biasa. Misalnya seperti kenaikan kursi DPR yang diperoleh PKB dari 58 menjadi 68 kursi.
Namun, PBNU malah tidak pernah mengakui keberhasilan PKB ini.
"Ketika PKB di 2024 terbukti memiliki prestasi yang luar biasa, malah tidak diakui. (Misalnya) kenaikan anggota DPR RI. Dari 58 ke 68, 10 kursi. Dan kemudian mencetak prestasi PKB menjadi satu-satunya partai politik berhaluan al-sunnah wal-jama'ah, yang paling besar di parlemen ini. Itu lho enggak pernah diakui," tuturnya.
Jazilul juga membantah tudingan Gus Ipul yang menyebut PKB melecehkan atau tidak menghormati PBNU.
Dia bingung dengan PBNU yang tiba-tiba terkesan gila hormat.
"PBNU kok tiba-tiba gila hormat. Enggak ada hubungannya, kita ini memperjuangkan aspirasi, ajaran, tuntunan al-sunnah wal-jama'ah di bidang politik. Itulah cara menghormati. Maksudnya gimana menghormati? Menghormatinya begitu. Menjalankan apa yang menjadi ide ideologi perjuangan al-sunnah wal-jama'ah seperti juga NU," jelasnya.
Merasa bantu PBNU secara frontal, bukan menyerang
Jazilul membantah PBNU yang menyebut PKB menyerang mereka secara frontal.
Menurutnya, selama ini, PKB justru membantu PBNU secara frontal, bukan menyerang.
"Dengan menaikkan kursi PKB secara frontal di seluruh Indonesia. Itu dong caranya melihat. Begitu dong caranya ulama melihat. Begitu dong caranya ulama menghargai. Bukan malah menganggap PKB menyerang frontal. Siapa? Enggak ada. Enggak ada," kata dia.
Jazilul mengatakan, pihaknya merasa tidak memiliki masalah apapun dengan PBNU.

